Kamis, 29 Desember 2011

MAKNA NATAL

PERGESERAN MAKNA NATAL

Yesus lahir dalam kesederhanaan. Dia adalah Raja, jadi sebenarnya Dia dapat memilih tempat dimana Dia akan dilahirkan. Dia bisa saja memilih istana yang megah dan penuh keindahan, tetapi sebaliknya Dia memilih kandang dengan bau yang mungkin saja menyengat.Dia bisa saja memilih untuk diletakkan di pembaringan yang empuk, tapi Dia justru memilih palungan. Dia bisa saja memilih sutra termahal untuk menyelimuti-Nya -- ingat, Dia Raja dan Tuhan -- tetapi Dia membiarkan kain lampin yang kasar dan sederhana membungkus-Nya. Saat Dia lahir, bisa saja Dia mengundang pembesar dan golongan bangsawan untuk datang melihat-Nya, tetapi Dia justru memilih para gembala sebagai tamu kehormatan!
Kelahiran Kristus itu sederhana, bahkan sangat sederhana. Namun anehnya Natal sekarang ini sudah identik dengan kemewahan. Kalau tidak mewah, bukan Natal namanya. Jika anggaran dana Natal tidak membengkak sampai berpuluh-puluh juta, Natal yang kita peringati serasa kurang afdol. Dengan dalih rohani, kita selalu berkata bahwa kita sedang menyambut kelahiran Raja di atas segala raja, sehingga segala pemborosan yang kita berikan tidak berarti sama sekali. Memang tidak pantas jika kita membuat perhitungan finansial terhadap Tuhan. Namun, apakah benar semua kemewahan itu untuk Tuhan, ataukah sebaliknya untuk memuaskan keinginan kita sendiri? Bukankah sejujurnya kita sungkan dengan tamu undangan yang datang dalam acara Natal kita itu, sehingga mau tidak mau kita akan menyiapkan acara itu semewah mungkin? Padahal bisa saja kita merayakan Natal dalam kesederhanaan tanpa mengurangi esensi Natal itu sendiri.
Seandainya waktu bisa diputar ulang, saya ingin kembali ke Natal yang pertama untuk menyaksikan dan merasakan sendiri bagaimana suasana di Betlehem. Sementara semua penduduk desa kecil itu sudah tertidur pulas, di suatu tempat, tepatnya di sebuah kandang sederhana, terlihat Yusuf dengan Maria yang sedang menggendong Sang Mesias. Serombongan gembala datang dengan ekspresi yang belum pernah terlihat sebelumnya. Suasana di sana begitu hangat, tenang, teduh dan dipenuhi kedamaian yang tak terkatakan. Natal pertama memang diwarnai dengan kedamaian.
Dua puluh abad kemudian, Natal masih diperingati. Kisahnya masih terus diceritakan. Bahkan cerita Natal itu tampaknya tidak pernah usang. Hanya sayang, kedamaian yang menyelimuti Natal pertama berangsur-angsur hilang. Kini kita memperingati Natal, tapi tak pernah merasa damai. Sebaliknya, Natal tidak lebih dari kegiatan tahunan yang membuat kita letih. Bahkan kadang kala kita memperingati dengan kegelisahan dan kegalauan dalam hati. Kehadiran Sang Mesias tidak cukup memberi rasa tenang dan rasa aman. Berita kelahiran Juruselamat tidak sanggup menghembuskan rasa damai di hati kita. Tak heran jika Natal tidak begitu berkesan dalam hidup kita. Sama sekali tidak membekas. Bahkan berlalu begitu saja.
Jika kita mau merenungkan lebih jauh, bukankah benar bahwa makna Natal dalam pengertian yang sebenarnya telah bergeser begitu jauh? Makna Natal yang sebenarnya diganti dengan hal-hal lahiriah. Digantikan dengan pesta pora, hura-hura, dan kemewahan yang sia-sia. Dilewatkan begitu saja, bahkan sebelum kita bisa mengambil waktu sejenak untuk berefleksi. Alangkah indahnya jika kita bisa kembali ke Natal yang pertama. Merasakan Kristus dalam kesunyian, membuat jiwa kita lebih peka terhadap suara-Nya. Merasakan Kristus dalam kesederhanaan, menggugah empati kita terhadap sesama yang hidup dalam kekurangan, yang dilanda bencana atau yang sedang dirundung kesedihan. Merasakan Kristus dalam embusan damai, mengusir jiwa yang gelisah dan galau.

Sumber: http://www.pesta.org/pergeseran_makna_natal

LILIN PERDAMAIAN

Mengawali peringatan Natal, Paus Benediktus XVI menyalakan lilin perdamaian di Vatikan disaksikan umat yang berkumpul di Lapangan St Peter. Tak lupa Paus memberi tanda untuk memberkati ribuan orang yang berkumpul di lapangan tersebut.
Ia muncul di jendela pribadinya, Sabtu (24/12/2011) petang, beberapa jam sebelum misa malam Natal untuk memperingati kelahiran Yesus Kristus dimulai. Misa malam dilakukan pukul 22.00 waktu setempat atau sekitar pukul 04.00 WIB di Gereja Basilika Santo Petrus dan rencananya akan disiarkan langsung ke seluruh dunia agar dapat disaksikan sekitar 1,1 miliar penganut Katolik Roma.
Di Lapangan Santo Petrus tampak sebuah pohon Natal raksasa dengan ribuan lampu berkilauan yang didatangkan dari Ukraina. Di bawahnya disusun sebuah rekonsruksi kelahiran Yesus Kristus di palungan Bethlehem lebih dari 2.000 tahun lalu.
Para pengunjung meramaikan Lapangan Santo Petrus dengan melihat-lihat palungan tersebut. Banyak yang menyanyikan lagu-lagu Natal berbahasa Italia maupun bahasa lainnya. Termasuk lagu-lagu daerah Bavaria, Jerman yang merupakan asal kelahiran Paus.
Peringatan Natal di Vatikan akan berlanjut Mi

PELATIHAN MODEL PENELITIAN LAPANGAN DI BIDANG PASTORAL


EVALUASI
PELATIHAN MODEL PENELITIAN LAPANGAN DI BIDANG PASTORAL


A.    Evaluasi
*      Pengantar oleh Bapak Frits dan meminta kesediaan mahasiswa untuk memberikan kesan dan pesan terhadap pelaksanaan kegiatan.

*      Bapak Kristian Sarang, S.Fil:
Dengan kegiatan sepekan ini telah merubah pola pikir (Mind Share) tentang penulisan Karya Ilmiah dan sangat mengharapakan agar kegiatan ini dilaksanakan secara berkelanjutan untuk pengembangan Lembaga STK.

*      Pastor Johanes Kandam, Pr :
Kegiatan pelatihan ini seakan menjawab harapan umat tentang kehadiran Lembaga STK yang terungkap lewat MUSPAS.  Dengan kegiatan ini besar harapan bisa memberi pengaruh yang baik terhadap Perguruan Tinggi yang ada di Kabupaten Merauke, sebab kegiatan ini bisa di katakan kegiatan yang bertaraf Internasional .  Karena materi yang diberikan sangat berkualitas, maka kegiatan ini tidak berakhir begitu saja tetapi langsung diikuti dengan kegiatan dan program yang menjawab harapan dari kegiatan ini. Untuk mahasiswa diharapkan wajib memiliki kesetiaan dan ketaatan untuk memotivasi  kegiatan pewartaan.

*      Pastor Dr. Bernadus Boli Ujan, SVD:
Merasa senang dengan mengikuti kegiatan ini sebab disadari bahwa banyak hal yang bisa dipelajari dalam kegiatan ini.  Berbekal pengalaman ketika di Seminari bahwa setiap Lembaga Pendidikan mempunyai dan mencari metode yang baik untuk membatu pelayanan. Dengan kagiatan ini sangat membantu untuk menyukai hal-hal yang selama ini dirasa kurang diminati (Statistik & Sejarah ). Kegiatan ini tidak hanya menolong untuk mengenal metodenya tetapi juga menolong untuk bertemu dengan banyak orang, supaya bisa mengenal lebih banyak manusia yang sangat berarti bagi para petugas pastoral. Disinilah letak nilai lebih dari kegiatan ini (Bertemu dengan banyak orang baik di tempat kegiatan maupun ditempat Penelitian).  Alangkah baiknya jika seluruh Civitas diberikan kesempatan untuk melakukan penelitian dan mencari data-data yang baik untuk pengembangan Lembaga STK. Diharapkan ALUMI bisa diajak untuk memiliki ketrampilan seperti ini dalam kegiatan pastoral yang juga bisa disumbangkan kepada Pemerintah.  Kegiatan evalusi sangat penting sehingga rela mengorbankan kegiatan yang lain, sebab kegiatan evaluasi itu menjadi sangat penting. Nilai relasi sangat baik untuk membantu pengembangan Lembaga STK.

*      Agustinus Belyanan:
Kegiatan ini dirasa sebagai berkat tersendiri dalam kegiatan Akademis untuk mahasiswa mulai dari penyajian materi, pengumpulan data, serta pengolahan dan penyajian data sangat membantu sebab dilaksaakan secara sistematis. Diharapkan lembaga segera membuat draf yang dirasa cocok untuk Lembaga STK dalam kegiatan penulisan Skripsi.

*      Melania Tri Harteti :
Kegiatan ini sangat membatu mahasiswa sebab kegiatan ini adalah hal yang baru bagi mahasiswa dalam kegiatan penelitian.  Meminta jika ada contoh skripsi untuk menjadi panduan bagi mahasiswa dalam penulisan skripsi.

*      Pastor Aloysius Batmyanik, MSC., M.A:
Kegiatan ini sangat berharga bagi Lembaga untuk memenuhi tuntutan Tri Dharma dan Dirjen Bimas Katolik  bahwa setiap PT yang bernaung di bawah Dirjen Bimas Katolik  harus mengembangkan penelitian sebagai poin ke 2 dari Tri Dharma PT. STK cukup berbangga sebab, STK adalah salah satu dari 3  Lembaga Pendidkan Pastoral yang mampu untuk melaksanakan kegiatan ini. Kegiatan ini sangat membantu Akreditasi Lembaga STK, selain itu kegiatan ini sangat membantu bagi para Dosen.

B.     PROGRAM JANGKA PENDEK
1.      Merevisi Mini Tesis yang ada dan melengkapi hal-hal yang dirasa kurang, baik isi maupun teknis penulisan dalam waktu dekat untuk dimasukan / dijadikan (dalam) buku.  
2.      Mengharapkan adanya Team untuk mengumpulkan tulisan yang ada dan merangkumnya bersama dengan materi yang diberikan oleh pemateri / nara sumber.  
3.      Diharapkan komentar dari para dosen agar dikumpulkan dan disatukan bersama bahan evaluasi yang ada.
4.      Dari hasil yang ada di harapkan adanya kata pengantar dan  sambutan dari Ketua STK dan dari Ketua Yayasan (YPPK) serta Departemen Kementrian Agama.
5.      Mahasiswa diharapkan mengedit tulisan yang ada sesuai dengan tata cara penulisan yang benar agar data yang ada benar-benar valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
6.      Dalam penyelesaian tesis mahasiswa bisa berkonsultasi dengan Team yang ada.
7.      Batas terakhir penyelesaian pada minggu ini sehingga bisa rampung di akhir bulan November 2011.
8.      Diharapakan mahasiswa membuat penelitian lagi dengan judul yang baru dengan berkonsultasi dengan para dosen yang ada.
9.      Baik mahasiwa maupun para dosen diharapkan aktif dalam membuat tulisan (analisis) di media cetak.
10.  STK bisa membuat jurnal atau majalah dinding untuk menampung hasil tulisan baik mahasiswa maupun dosen.
11.  Dosen bisa bekerja sama dengan mahasiswa untuk membuat proposal penelitian singkat.

C.    PROGRAM JANGKA PANJANG
Ø  STK sudah bisa memikirkan desian dari skripsi yang akan ditulis oleh mahasiswa dalam penulisan karya tulis. (Bapak Frits)
Ø  Setiap tahun harus diadakan penelitian (tahun 2012 di bidang Pastoral / Liturgi) sebagai kontribusi bagi Gereja Keuskupan Agung Merauke. (Pastor. Aloysius Batmyanik)
Ø  Jika ada kesempatan tahun depan bisa diadakan kegiatan yang sama dengan model penelitian Kualitatif. (Bapak Frits)

D.    REKOMNDASI
·         Tidak berhenti disini saja.
·         Adayan badan khusus untuk meninjak lanjuti usul saran yang ada
·         Adanya badan penelitian dari dosen yang ada untuk menjadi lembaga kajian yang mandiri serta bisa menjadi penasehat jika ada lembaga lain (Keuskupan, dll) yang menginginkan data penelitian.
·         Memberikan pelajaran / Mata Kuliah  statistik yang mudah
·         Membuka peluang untuk bekerjasama dengan ALUMNI untuk melakukan penelitian.
·         Semua dosen ( Biasa / Luar Biasa) bisa berpartisipasi dalam setiap traning penelitian.
·         Lembaga bisa membuat jadwal (waktu) untuk mahasaiswa melakukan penulisan secara kolektif. (Bapak Salva, S.Sos)



Merauke, 12 November 2011
(Hotel Akat)


Ofny Oktafianus Maapi
Notulensi

Skripsi Mini Dalam Penelitian Lapangan Dibidang Pastoral


PENTINGNYA PENDIDIKAN LITURGI
DALAM MENGAHAYATI SIMBOL-SIMBOL DALAM PERAYAAN EKARISTI
 BAGI SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA SANTO MIKAEL
MERAUKE
1.      Latar Belakang
a.       Maksud / Tujuan Riset      : Hubungan antara pemahaman dan pengahyatan Liturgi Ekaristi bagi siswa SMP.
b.      Topik          : Pemahaman Siswa SMP tentang Simbol-simbol dalam Liturgi Ekaristi.
c.       Hipotesa  : Karena kurangnya pemahaman sehingga siswa SMP kurang menghargai dan menghormati simbol-simbol dalam Liturgi Ekaristi.
d.      Tempat  : SMP YPPK St. Mikael Merauke
e.       Waktu   : 09-10 November 2011
f.       Populasi  : 23 Siswa SMP Kelas VIII
g.      Metode  : Deskriptis dengan menggunakan Wawancara.
2.      Kajian Pustaka
a.       Martasudjita, E (1998) mengatakan bahwa dalam liturgi menggunakan benda-benda non manusiawi untuk mengungkapkan misteri perjumpaan Allah dan umat beriman dalam Kristus. Benda Alamiah merupakan unsur alam yang digunakan dalam liturgi yang dipandang sebagai karunia Allah, Sang Pencipta dan sebagai lambang rasa syukur, terima kasih, dan sekaligus ungkapan persembahan diri yang murni bagi Allah. Sedangkan benda-benda buatan (Piala, Patena, Sibori) bertujuan dan berfungsi untuk menyimpan dan melindungi Tubuh dan Darah Tuhan dalam Ekaristi.
b.      Dok. Konsili Vatikan II dalam Sacrosantum Consilium (SC2) mengatakan sebab melalui liturgilah, terutama dalam Kurban Ilahi Ekaristi, terlaksana karya penebusan kita. Sedangkan SC 10 mengajarkan bahwa Liturgi Merupakan Puncak dan Sumber kehidupan Gereja sebab dalam Ekaristi Kudus ini terkandunglah seluruh kekayaan rohani Gereja, yakni Kristus sendiri, yang adalah Roti Paskah  kita yang hidup. Lewat Tubuh-Nya sendiri, dan yang oleh Roh Kudus dijadikan hidup dan pemberi hidup
c.       Go, Piet (1991) Mengatakan bahwa diperlukan persiapan perayaan Liturgi, baik jangka panjang berupa pendidikan Liturgi, maupun jangka pendek berupa penjelasan dan pendalaman materi maupun pilihan teks dan sebagainya, agar Perayaan Liturgi sungguh mengena dan menjadi sumber dan puncak Sekolah Katolik.
d.      Mulyono, B (1984) Sekolah merupakan tempat pendidikan formal yang mempunyai peranan untuk mengembangkan kepribadian anak sesuai dengan kemampuan dan pengetahuannya untuk melaksanakan tugas di tengah masyarakat. Tujuan ini dapat berhasil jikalau guru mendorong dan mengarahkan muridnya untuk belajar mengembangkan kreatifitas pengetahuan dan ketrampilannya.
3.      Instrumen wawancara
a.       Apakah anda pernah mengikuti Perayaan Ekaristi?
b.      Apa motivasi anda untuk mengikuti Perayaan Ekaristi?
c.       Simbol-simbol apa saja yang ada dalam Perayaan Ekaristi?
d.      Menurut anda apa arti roti dan anggur dalam Perayaan Ekaristi?
e.       Apa bedanya anggur biasa dan anggur misa?
f.       Bagaimana anda dapat membedakan roti biasa dan roti untuk Ekaristi?
g.      Apakah pelajaran tentang Liturgi Ekaristi itu penting?
h.      Mengapa pelajaran tentang Liturgi Ekaristi itu penting?
i.        Di mana anda seharusnya belajar tentang Liturgi Ekaristi?
j.        Bagaimana sikap yang tidak menghayati  terhadap simbol-simbol Liturgi Ekaristi?
k.      Bagaimana sikap yang menghayati terhadap simbol-simbol dalam Liturgi Ekaristi?
4.      Hasil dan Analisa
1.      Apakah anda pernah mengikuti Perayaan Ekaristi?
Jawaban:
·         Pernah             : 23     
·         Tidak Pernah   : 0       
·         Persentase
Keterlibatan Siswa SMP dalam Perayaan Eakristi
Frekuensi
Persentase
Pernah
23
100
Tidak pernah
0

Total
23
100

·         Figure

Dari data yang ada dapat dikatakan bahwa siswa SMP tidak asing lagi dengan   Perayaan Ekaristi. Hal ini terlihat jumlah populasi yang pernah mengikuti Perayaan Ekaristi. Dengan demikian mengindikasika bahwa Liturgi Perayaaan Ekaristi telah menjadi bagian dalam kehidupan siswa SMP. Hal ini senada dengan pendapat Martasudjitha bahwa unsur-unsur yang hidup dalam Perayaan Ekaristi merupakan persembahan yang murni bagi Allah. Karena dengan mengikuti Perayaan Eakristi berarti mereka mempersembahkan seluruh kehidupannya kepada Kristus.
2.      Apa motivasi anda untuk mengikuti Perayaan Ekaristi?
Jawaban:
·         Keinginan Sendiri                   : 20     
·         Keinginan Orang Tua              : 2       
·         Keinginan Guru                      : 1       
·         Persentase
Motivasi mengikuti Perayaan Ekaristi
Frekuensi
Persentase
Keinginan Sendiri
20
87
Orang Tua
2
9
Keinginan Guru
1
4
Total
23
100








·         Figure

Dengan melihat data yang ada maka dapat disimpulkan bahwa Perayaan Ekaristi merupakan sebuah gerakan di dalam diri manusia yang dijiwai oleh Roh Kudus untuk dapat menghayati imannya dan mengekspresikannya di dalam Perayaan Ekaristi. Karena dengan merayakan Ekaristi umat beriman termasuk siswa SMP memperoleh dan menikmati karunia penyelamatan Allah, seperti yang tertuang dalam SC Artikel 2 bahwa melalui liturgilah, terutama dalam Kurban Ilahi Ekaristi terlaksana karya penebusan kita.
3.      Simbol-simbol apa saja yang ada dalam Perayaan Ekaristi?
Jawaban:
·         Benar               : 22     
·         Kurang Benar  : 1       
·         Tidak Benar    : 0
·         Persentase
Simbol- symbol dalam Perayaan Ekaristi
Frekuensi
Persentase
Benar
22
96
Kurang Benar
1
4
Tidak Benar
0
0
Total
23
100









·         Figure

Dari data yang ada kita dapat disimpulkan bahwa siswa/i SMP sudah mengenal  dan mengetahui simbol-simbol yang ada dalam Perayaan Ekaristi.  Sebab simbol-simbol itu telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keutuhan Perayaan Ekaristi. Seperti yang dikatakan oleh Martasudjitha, E (1998)  bahwa dalam liturgi menggunakan benda-benda non manusiawi untuk mengungkapkan misteri perjumpaan Allah dan umat beriman dalam Kristus.
4.      Menurut anda apa arti roti dan anggur dalam Perayaan Ekaristi?
Jawaban:
·         Benar               : 20     
·         Kurang Benar  : 2       
·         Tidak Benar    : 1
·         Persentase
Roti & Anggur dalam  Perayaan Ekaristi
Frekuensi
Persentase
Benar
20
87
Kurang Benar
2
9
Tidak Benar
1
4
Total
23
100









·         Figure

Dari data (instrument 4-6)  yang ada dapat dikatakan bahwa siswa SMP sudah memahami arti yang di lambangkan lewat roti dan anggur dalam Perayaan Ekaristi. Hal ini mengindikasikan bahwa pemahaman siswa tentang Liturgi Ekaristi yang diperoleh di sekolah sangat membantu siswa untuk memahami makna yang tekandung dalam setiap smbol dalam Perayaan Ekaristi. Dengan demikian pelajaran tentang Liturgi Ekaristi sangat penting untuk menunjang pemahaman siswa. Dalam buku Pastoral Sekolah,  Piet Go, mengatakan bahwa memang sangat diperlukan persiapan, baik jangka panjang maupun jangka pendek untuk merayakan Perayaan Ekaristi.
5.      Apa bedanya anggur biasa dan anggur misa?
Jawaban:
·         Benar               : 21     
·         Kurang Benar  : 2       
·         Tidak Benar    : 0
·         Persentase
Perbedaan Anggur Misa & Anggur Biasa
Frekuensi
Persentase
Benar
21
91
Kurang Benar
2
9
Tidak Benar
0
0
Total
23
100





·         Figure
6.      Bagaimana anda dapat membedakan roti biasa dan roti untuk Ekaristi?
Jawaban:
·         Benar               : 15     
·         Kurang Benar : 5        
·         Tidak Benar    : 3       
·         Persentase
Perbedaan Roti Ekaristi dan Roti Biasa
Frekuensi
Persentase
Benar
15
87
Kurang Benar
5
9
Tidak Benar
3
4
Total
23
100
·         Figure

7.      Apakah pelajaran tentang Liturgi Ekaristi itu penting?
Jawaban:
·         Penting            : 23     
·         Tidak Penting  : 0
·         Persentase
Pentingnya Pelajaran Liturgi
Frekuensi
Persentase
Penting
23
100
Tidak Penting
0
0
Total
23
100
·         Figure
8.      Mengapa pelajaran tentang Liturgi Ekaristi itu penting?
Jawaban:
·         Benar               : 22     
·         Kurang Benar  : 1       
·         Tidak Benar    : 0
·         Persentase
Seberapa Penting Pelajaran tentang Liturgi
Frekuensi
Persentase
Benar
22
96
Kurang benar
1
4
Tidak benar
0
0
Total
23
100
·         Figure

Dari hasil penelitian yang ada (Instrumen 7-8)  dapat disimpulkan bahwa pelajaran tentang Liturgi Ekaristi itu sangat penting bagi siswa SMP, sebab lewat simbol atau tanda-tanda yang ada dalam  Perayaan Ekaristi kita dapat memahami bahwa  simbol-simbol yang ada dalam Perayaan Ekaristi dapat mengugkapkan misteri keselamatan manusia lewat Tubuh dan Darah Tuhan. Dengan demikian pelajaran tentang Liturgi Ekaristi sangat penting untuk membantu siswa agar lebih memahami arti dan makna dari setiap simbol yang ada dalam Perayaan Ekaristi. Hal senada diungkapkan oleh  Pater Piet Go, bahwa memang diperlukan persiapan baik jangka panjang dan jangka pendek untuk pendidikan Liturgi dan penjelasan setiap unsur dalam Perayaan Ekaristi.
9.      Di mana anda seharusnya belajar tentang Liturgi Ekaristi?
Jawaban:
·         Sekolah & Gereja        :17      
·         Gereja                          : 6       
·         Persentase
Tempat Pelajaran Liturgi
Frekuensi
Persentase
Sekolah & Gereja
17
74
Gereja
6
26
Total
23
100
·         Figure

Dari data yang ada maka dapat disimpulkan bahwa siswa SMP merasa pelajaran tentang Liturgi wajib diberikan di sekolah maupun di gereja maka sekolah harus memfasilitasi pelajaran Liturgi bagi siwa/i baik dalam pelajaran normatif maupun dalam kegitan ekstra kurikuler, dalam hal ini pendidikan atau pelajaran tentang Liturgi Ekaristi di sekolah, baik jangka panjang maupun jangka pendek menjadi sangat penting agar Perayaaan Ekaristi sungguh mengena serta menjadi sumber dan puncak sekolah Katolik (Go Piet: 1991 ).
10.  Bagaimana sikap yang tidak menghayati simbol-simbol dalam Liturgi Ekaristi?
Jawaban:
·         Benar               : 21     
·         Kurang Benar  : 2       
·         Tidak Benar    : 0
·         Persentase
Sikap tidak menghayati simbol Liturgi
Frekuensi
Persentase
Benar
21
91
Kurang benar
2
9
Tidak benar
0
0
Total
23
100
·         Figure

11.  Bagaimana sikap yang menghayati simbol-simbol dalam Liturgi Ekaristi?
Jawaban:
·         Benar               : 21
·         Kurang Benar  : 2       
·         Tidak Benar    : 0
·         Persentase
Sikap menghayati simbol Liturgi
Frekuensi
Persentase
Benar
21
91
Kurang benar
2
9
Tidak benar
0
0
Total
23
100









·         Figure

Dari data yang ada (Instrumen 10-11) memperlihatkan bahwa siswa SMP dapat membedakan sikap yang baik dan sikap yang tidak baik terhadap simbol-simbol  dalam Liturgi Ekaristi. Hal ini jelas mengindikasikan bahwa pelajaran tentang Liturgi Ekaristi sangat penting bagi SMP. Maka sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta (YPPK) dalam kurikulumnya wajib untuk memasukan pelajaran agama teristimewa tentang Liturgi Ekaristi. Mulyono, B (1984) dalam bukunya. Pendekatan Analisis Kenakalan Remaja dan Penanggulangannya, mengatakan bahwa sekolah merupakan tempat pendidikan formal yang mempunyai peranan untuk mengembangkan kepribadian anak sesuai dengan kemampuan dan pengetahuannya untuk melaksanakan tugas di tengah masyarakat. Hal senada juga diungkapkan oleh Pater Piet Go, O. Carm yang mengatakan bahwa diperlukan persiapan perayaan Litrugi, baik jangka panjang berupa pendidikan Liturgi, maupun jangka pendek berupa penjelasan dan pendalaman materi maupun pilihan teks dan sebagainya, agar Perayaan Liturgi sungguh mengena dan menjadi sumber dan puncak sekolah Katolik.
5.      Kesimpulan dan Rekomendasi
v  Kesimpulan
Perayaan Ekaristi adalah perayaan umat, karena Perayaan Ekaristi bukan hanya tindakan Kristus, tetapi juga tindakan umat. Dalam Perayaan Ekaristi secara tidak berdarah Kristus melestarikan kurban Salib dan demi keselamatan dunia ia mempersembahkan dirinya kepada Bapa. Sedangkan umat beriman sebagai mempelai Kristus, mempersembahkan seluruh dirinya kepada Bapa. Oleh sebab itu  umat beriman tidak menghadiri Perayaan Ekaristi sebagai penonton, melainkan ikut mengambil bagian secara sadar, aktif dan hikmat dalam upacara kudus tersebut. Selain itu untuk mencapai tingkat pengahayatan yang seperti itu umat beriman termasuk di dalamnya siswa SMP perlu memahami apa yang tengah berlangsung dalam Perayaan Ekaristi dan apa makna dari setiap unsur / simbol yang ada dalam Perayaan Ekaristi bagi kehidupan mereka. Maka pendidikan atau pelajaran tentang Liturgi Ekaristi sangat penting untuk siswa SMP. Dengan pemahaman yang baik maka siswa SMP mampu memahami simbol-simbol yang ada dalam Perayaan Ekaristi. Dengan demikian siswa SMP mampu memberikan sikap hormat dengan menghayati secara mendalam  simbol yang ada dalam Perayaan Ekaristi.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Siswa di SMP Santo Mikael memang telah mendapatkan pelajaran agama yang juga termasuk juga di dalamnya tentang Liturgi Ekaristi, sehingga mereka dapat membedakan sikap yang baik dan pantas terhadap simbol-simbol dalam Liturgi Ekaristi. Dengan demikian pemahaman yang baik tentang Liturgi Ekaristi sangat berpengaruh terhadap penghayatan simbol-simbol dalam Perayaan Ekaristi.  Selain itu pendidikan tentang Liturgi Ekaristi itu sangat penting karena Liturgi Ekaristi merupakan Puncak dan Sumber kehidupan Gereja sebab dalam Ekaristi Kudus ini terkandunglah seluruh kekayaan rohani Gereja, yakni Kristus sendiri, yang adalah Roti Paskah  kita yang hidup. Lewat tubuh-Nya sendiri, dan yang oleh Roh Kudus dijadikan hidup dan pemberi hidup (SC 10).
v  Rekomendasi
Diharapakan bagi pihak sekolah untuk tetap memberikan pelajaran Agama, terlebih khusus dalam bidang Liturgi Ekaristi bagi siswa-siswi, baik dalam pelajaran normatif maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler. Sebab ternyata pengetahuan dan pemahaman yag baik tentang Liturgi Ekaristi sangat membantu siswa dalam penghayatan mereka terhadap simbol-simbol dalam Perayaan Ekaristi.
v  Implikasi Pastoral
Dalam SC 10, Gereja mengajarkan bahwa Ekaristi merupakan Sumber, dan Puncak Kehidupan beriman. Maka setiap umat beriman perlu mendapatkan pembinaan yang layak berkaitan dengan Liturgi Ekaristi. Dengan demikian setiap pelayan, pekerja atau petugas Pastoral harus mendapatkan pendidikan yang layak dan memadai tentang Liturgi Ekarsisti, sehingga nantinya mereka dapat mengaplikasikannya dengan baik semua hal yang berkaitan dengan Liturgi Ekaristi yang merupakan inti kehidupan umat beriman.


Daftar Pustaka

Dokumen Konsili Vatikan II. Obor: Jakarta. 2008
Go, Piet: Pastoral Sekolah. Dioma: Malang.1991
Martasudjitha, E: Memahami Simbol-simbol Dalam Liturgi. Kanisius: Jogyakarta. 1998
Mulyono, Bambang Y: Pendekatan Analisis Kenakalan Remaja dan Penanggulangannya. Kanisius: Jogyakarta. 1984